Jadikan Ramadhan sebagai momentum membangun gerakan ramah anakJakarta (ANTARA) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengajak masyarakat agar menjadikan Bulan Ramadhan sebagai momentum untuk membangun gerakan ramah anak, terutama dalam mengupayakan pemenuhan hak anak.
"Jadikan Ramadhan sebagai momentum membangun gerakan ramah anak, terutama dalam upaya pemenuhan hak anak," kata Anggota KPAI Bidang Pendidikan, Waktu Luang, Budaya, dan Agama Aris Adi Leksono saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.
Menurut dia, upaya memanfaatkan momentum Ramadhan ini penting mengingat situasi anak Indonesia yang cukup memprihatinkan, terutama pada situasi pengasuhan, kesehatan mental, dan kekerasan.
"Aktivitas selama Ramadhan tidak sama dengan biasanya, jam kerja lebih pendek, banyak aktifitas yang bisa dilakukan di lingkungan rumah, semangat menghidupkan nilai spiritual cukup tinggi, kepedulian sosial meningkat, sehingga sangat memungkinkan untuk memberikan perhatian khusus pada anak, khususnya di lingkungan keluarga," kata Aris Adi Leksono.
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2022-2023 terkait situasi pengasuhan anak di Indonesia, menunjukkan 2,85 persen balita mendapat pengasuhan tidak layak, dan 3,59 persen anak tidak tinggal bersama kedua orang tua.
Selain itu, terdapat 12,25 persen anak yang makan atau belajar makan tidak bersama orangtua/wali.
"Situasi pengasuhan yang demikian menunjukkan kurangnya afeksi dan kelekatan antaranggota keluarga. Hal ini akan berakibat banyaknya angka perceraian, dan ancaman krisis moral dan karakter, yang berdampak negatif terhadap tumbuh kembang anak," kata Aris Adi Leksono.
Pihaknya berharap upaya menghidupkan Ramadhan dengan semangat ramah anak merupakan bagian dari ikhtiar mewujudkan solusi atas situasi perlindungan anak saat ini.
Baca juga: KPAI: Evaluasi MBG harus libatkan anak dan orang tua
Baca juga: Terdapat 356 korban kekerasan perempuan dan anak selama 2025
Baca juga: Kapan waktu yang tepat untuk melatih anak berpuasa? ini penjelasannya
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025