Jakarta (ANTARA) - Melatih anak kecil untuk berpuasa bukan sekadar mengenalkan ibadah wajib, tetapi juga membentuk disiplin, kesabaran, dan empati sejak dini.

Namun, sebagai orang tua, tentu muncul pertanyaan terkait kapan waktu yang tepat untuk mulai mengajarkan anak berpuasa? Apakah harus menunggu hingga mereka baligh, atau boleh sejak usia dini?

Perlu diketahui bahwa di dalam Islam, puasa tidak diwajibkan untuk anak-anak sampai dia balig sebagaimana sabda Nabi sallallahu’alaihi wa sallam:

"Pena diangkat (gugur kewajiban) dari tiga golongan: orang gila sampai sadar, orang tidur sampai bangun, dan anak kecil sampai ia balig." (HR. Abu Daud, 4399, disahihkan oleh Al-Albani)

Meskipun tidak wajib, anak-anak dianjurkan untuk belajar berpuasa sejak mereka mampu, agar terbiasa menjalankan ibadah ini ketika mereka beranjak dewasa.

Baca juga: Ibu menyusui dapat berpuasa asalkan kondisi sehat dan cairan terpenuhi

Usia yang dianjurkan untuk memulai puasa

Setiap anak memiliki kemampuan fisik yang berbeda, sehingga tidak ada patokan usia pasti. Namun, beberapa ulama memberikan panduan:

  • Usia sekitar 10 tahun: Anak mulai dibiasakan berpuasa jika mereka mampu.
  • Pendapat Al-Kharaqi: Jika anak berusia 10 tahun dan mampu berpuasa, sebaiknya dibiasakan.
  • Ibnu Qudamah: Anak yang sudah mampu dianjurkan untuk berpuasa dan boleh diberi teguran jika meninggalkannya, sebagaimana dalam kewajiban shalat.
  • Pendapat Al-Auza’i: Jika anak mampu berpuasa tiga hari berturut-turut tanpa kesulitan, maka ia dianjurkan untuk berpuasa penuh di bulan Ramadhan.
  • Pendapat Ishaq: Usia 12 tahun sudah sebaiknya mulai diwajibkan agar terbiasa.
Baca juga: Bolehkah berenang saat sedang berpuasa? Ini penjelasannya

Cara membantu anak belajar berpuasa

Agar anak semangat untuk belajar berpuasa, orang tua bisa menerapkan beberapa cara:

  • Memberikan hadiah: Bisa berupa pujian, hadiah kecil, atau aktivitas menyenangkan setelah berbuka.
  • Menjadikan puasa sebagai tantangan yang menyenangkan: Misalnya dengan mengajak teman-teman sebayanya berlomba.
  • Mengenalkan ibadah lain: Membaca Al-Qur’an, shalat berjamaah, atau mendengarkan cerita islami agar mereka tetap semangat.
  • Memberikan apresiasi: Bisa dengan sanjungan, ajakan bertamasya, atau membelikan sesuatu yang mereka sukai.
Jika puasa berdampak buruk bagi kesehatan anak, maka orang tua wajib melarangnya. Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa seperti halnya anak kecil tidak boleh diberikan hartanya sendiri jika bisa merusaknya, maka membiarkannya berpuasa hingga membahayakan fisik juga harus dicegah. Namun, cara melarangnya harus dengan lembut, bukan dengan kekerasan.

Orang tua berperan penting dalam membimbing anak agar puasa terasa menyenangkan dan bukan menjadi beban. Jika anak sudah cukup kuat, biasakan mereka berpuasa sedikit demi sedikit. Namun, jika puasa membahayakan kesehatannya, lebih baik ditunda hingga fisiknya lebih siap.

Baca juga: Mau ajari anak berpuasa? Ini kiatnya

Baca juga: Umat Islam Malaysia mulai berpuasa Ramadan pada Minggu, 2 Maret

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025