London (ANTARA) - Ketimpangan kapasitas produksi antarnegara merupakan perbedaan geografis dalam hal daya saing, bukan sebagai "kelebihan kapasitas" (overcapacity), menurut pakar bisnis senior Wu Kegang kepada Xinhua dalam wawancara baru-baru ini.

Dari perspektif global, "kelebihan kapasitas" pada kendaraan listrik (electric vehicle/EV) tidak terjadi, kata Wu. 

Mantan penasihat China untuk Kamar Dagang Inggris itu menanggapi berita sensasional baru-baru ini tentang "kelebihan kapasitas" China dalam kendaraan energi baru.

"Sampai semua kendaraan berbahan bakar bensin tidak ada lagi di jalanan, dunia masih membutuhkan lebih banyak lagi EV," kata Wu.

Wu, yang berbasis di Inggris, adalah penasihat independen untuk pengembangan bisnis dan kemitraan China-Inggris.
 
   Permintaan EV di negara-negara Barat mungkin terhambat oleh pengurangan subsidi serta pemunduran tenggat waktu baru-baru ini dalam penghapusan kendaraan berbahan bakar bensin, lanjut Wu


Pada September 2023, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak memundurkan penerapan larangan penjualan mobil baru berbahan bakar bensin dan solar di seluruh negara itu dari 2030 menjadi 2035.

"Kemampuan China untuk memproduksi EV dengan harga yang lebih murah dapat membantu dunia dalam mempercepat penghapusan kendaraan berbahan bakar bensin, sekaligus menghemat subsidi para pembayar pajak," kata Wu.

Dia menyarankan agar makin banyak perusahaan China yang mempertimbangkan untuk memperdalam kerja sama, serta membangun manufaktur EV lebih dekat dengan pasar Inggris dan Uni Eropa.  

Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024