Perseroan bisa memenuhi komitmen untuk dapat menyelesaikan proyek dengan waktu 15 bulan pekerjaan fisi
Jakarta (ANTARA) - PT PP (Persero) Tbk, BUMN konstruksi dan investasi, berkolaborasi dengan PT Mitra Murni Perkasa (MMP) menyelesaikan pembangunan proyek Pelabuhan hilirisasi Jetty Smelter Nickel MMP di Kariangau, Kalimantan Timur.

"Perseroan bisa memenuhi komitmen untuk dapat menyelesaikan proyek dengan waktu 15 bulan pekerjaan fisik," kata Direktur Keuangan PT PP Agus Purbianto dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Proyek Jetty Smelter Nickel MMP memiliki nilai kontrak senilai Rp682,5 miliar dengan sumber dana yang berasal dari PT Mitra Murni Perkasa yaitu perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) smelter nikel pertama di Indonesia.

Proyek ini memiliki masa pelaksanaan konstruksi selama 15 bulan dapat diselesaikan oleh PT PP pada tanggal 30 April 2024 secara tepat waktu.

Manfaat dari proyek ini yaitu sebagai pengembangan fasilitas smelter nikel kelas-1 di Balikpapan, Kalimantan Timur yang menghasilkan 27,800 ton per tahun nikel matte dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF). Nickel matte merupakan salah satu bahan baku utama produksi baterai untuk kendaraan listrik dan media penyimpanan energi yang banyak digunakan pada pembangkit listrik tenaga baru terbarukan.

Presiden Direktur PT MMP Adhi Mustopo menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap PT PP karena kolaborasinya yang sangat baik dan profesional sehingga berhasil merampung proyek secara tepat Waktu selama 15 bulan, dimana waktu ini merupakan waktu yang relatif cepat untuk proyek dengan skala tersebut.

Selain itu, hal lain yang patut dicatat adalah rekam jejak keselamatan kerja yang sangat baik berhasil dibukukan selama proses pembangunan pelabuhan ini. Hal ini terjadi berkat komitmen yang tinggi dan kolaborasi yang luar biasa dari kedua belah pihak dalam mengerjakan proyek ini.

Adapun pelabuhan ini dinilai menjadi sesuatu yang patut dibanggakan karena membawa MMP semakin dekat dengan upayanya untuk berkontribusi kepada agenda hilirisasi mineral di Indonesia.

Adhi juga menambahkan pelabuhan berperan penting untuk mendukung perkembangan MMP kedepannya untuk mewujudkan pembangunan ekosistem industri energi hijau yang berkelanjutan dan selalu berkomitmen kepada prinsip bisnis berkelanjutan yang sejalan dengan visi misi Group dalam menjalankan setiap kegiatannya.

Kegiatan operasional kami didesain untuk dapat meminimalkan carbon footprint sebagai bagian untuk mewujudkan program Net Zero Emission Indonesia 2060,” ujarnya.

Baca juga: PGN suplai gas bumi 9,49 BBTUD ke Freeport Indonesia
Baca juga: Harita Nickel cetak laba bersih Rp1 triliun di kuartal I- 2024
Baca juga: Menko Luhut tegaskan komitmen pemerintah bangun industri EV hijau

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024