Pemerintah sebaiknya berada di garis depan dalam urusan politik atau konflik di luar negeri agar masyarakat tidak kehilangan arah.
Jakarta (ANTARA) - Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta meminta masyarakat jangan terpengaruh dengan isu konflik geopolitik di Timur Tengah.

"Jangan sampai terjebak kepentingan tertentu karena bisa saja informasi yang beredar sudah tak sesuai dengan fakta," kata Riyanta di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, belakang banyak isu sesat terkait dengan konflik geopolitik di Timur Tengah yang beredar di tengah masyarakat. Isu itu sengaja disebar oleh pihak tertentu untuk mencipta propaganda demi kepentingan sebagian pihak.

Riyanta menilai seluruh pihak sebaiknya menahan diri untuk tidak melakukan interpretasi atas konflik apabila tidak mempunyai data, informasi, dan pengetahuan yang cukup.

"Paling baik adalah percayakan pada Pemerintah untuk langkah-langkah selanjutnya," ujar Riyanta.

Terlebih, isu konflik di Timur Tengah berpotensi menimbulkan reaksi tertentu untuk kelompok masyarakat tertentu di Indonesia.

Oleh karena itu, dia berharap Pemerintah mengambil andil dengan menekan penyebaran isu yang bersifat menggiring opini.

"Pemerintah sebaiknya berada di garis depan dalam urusan politik atau konflik di luar negeri agar masyarakat tidak kehilangan arah," katanya.

Baca juga: BPS: Konflik Timur Tengah berdampak kecil pada perdagangan Indonesia
Baca juga: Rupiah berpeluang melemah dipengaruhi konflik di Timur Tengah

Pewarta: Walda Marison
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024