"Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi Indeks Harga Konsumen 2024 tetap terkendali dalam sasarannya," kata Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Maret 2024 di Jakarta, Rabu.
Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan moneter pro-stability dan meningkatkan sinergi kebijakan dengan pemerintah pusat dan daerah sehingga inflasi tahun 2024 tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen.
Perry menuturkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Februari 2024 tercatat sebesar 2,75 persen secara year on year (yoy), ditopang oleh inflasi inti yang rendah sebesar 1,68 persen (yoy) dan inflasi administered prices (AP) yang menurun menjadi 1,67 persen (yoy).
Sementara itu, inflasi volatile food meningkat menjadi 8,47 persen (yoy) dari 7,22 persen pada bulan sebelumnya, dipengaruhi oleh dampak El-Nino, faktor musiman, dan pergeseran musim tanam, yang terutama terjadi pada komoditas beras dan cabai merah.
Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan inflasi inti pada 2024 tetap terjaga seiring dengan ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik.
Hal itu juga didukung dengan imported inflation yang rendah sejalan dengan tetap stabilnya nilai tukar rupiah, serta dampak positif faktor struktural terkait berkembangnya digitalisasi.
Inflasi volatile food diproyeksikan kembali turun seiring dengan peningkatan produksi akibat masuknya musim panen dan dukungan sinergi pengendalian inflasi Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah, sehingga mendukung upaya menjaga stabilitas harga secara keseluruhan.
Baca juga: BI: Ketahanan perbankan tetap kuat didukung likuiditas yang memadai
Baca juga: BI sebut kredit perbankan tumbuh 11,28 persen pada Februari 2024
Baca juga: BI perkirakan ekonomi Indonesia 2024 tumbuh di rentang 4,7-5,5 persen
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024