Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan di era kemajuan teknologi, kontestasi di ruang publik akan didominasi oleh mereka yang paling sering hadir. Maka, Kemenag menggandeng pemengaruh untuk mengisi ruang tersebut.
"Para influencer atau para aktivis media sosial, kalian, lah, yang akan memenangkan kontestasi itu. Jadi, saya kira kegiatan ini akan sangat produktif, karena kita akan mencoba mengambil porsi dalam kontestasi di dunia maya," ujar Kamaruddin dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Menurutnya, kegiatan edukasi, simulasi, dan visualisasi hilal awal Ramadhan yang bertajuk "Catch the Moon Ramadhan Kareem" dari 8-10 Maret 2024 di Jakarta ini ingin mengenalkan lebih dekat proses pemantauan Hisab Rukyat yang selama ini dilakukan pemerintah.
"Kami ingin memperkenalkan Hisab Rukyat, yang sesungguhnya merupakan kebutuhan umat Islam seluruh dunia, tetapi tidak banyak diketahui," kata dia.
Baca juga: Kemenag Lampung amati hilal awal ramadhan di tiga titik
Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib, mengatakan kaderisasi Hisab Rukyat ini dikemas dalam berbagai kegiatan, termasuk melibatkan milenial dan pemengaruh dari seluruh Indonesia.
Adib mengatakan pendaftar melalui daring lebih dari 3.500 orang. Para pemengaruh yang datang langsung juga akan mengikuti workshop bersama Tim Kehumasan Ditjen Bimas Islam.
"Ada juga yang hadir melalui Zoom sebanyak 734 peserta. Selain itu, juga ada yang mengikuti melalui live streaming. Jadi, peserta keseluruhannya sekitar 3.500 orang," kata Adib.
Menurutnya, kegiatan ini diharapkan menghasilkan dua hal. Pertama, pemahaman di kalangan milenial dan umat Islam tentang bagaimana mekanisme Sidang Isbat penentuan awal bulan Kamariyah, terutama Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah.
"Dengan adanya pemahaman ini, maka terjadi saling pengertian terkait dengan persoalan Hisab Rukyat," ujarnya.
Kedua, tujuan kegiatan ini adalah untuk membangun pemahaman bersama tentang pentingnya memberi layanan kepada masyarakat terkait waktu shalat, puasa, lebaran, dan ibadah lainnya yang membutuhkan ilmu astronomi Islam.
Baca juga: BRIN sebut bulan masih sangat rendah pada 10 Maret 2024
Baca juga: Kementerian Agama ungkap kemajuan hisab dan rukyat di Indonesia
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024