Menurut dia, rasa lapar dan haus yang dirasakan umat Islam di siang hari menjadi penanda bahwa tidak boleh seorang muslim membiarkan saudaranya sendirian dalam menghadapi kesulitan hidup.
"Kedatangan ratusan anak yatim yang kita undang hadir dalam kegiatan ini merupakan berkah sekaligus pengingat agar kita mawas diri jika di sekitar kita masih ada saudara-saudara yang perlu kita sapa dan temani sehingga mereka tidak merasa sendirian menjalani apapun masalah hidup mereka,” kata Cucun dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Baca juga: F-PKB minta Pemerintah perbaiki tata kelola pangan
Hal itu dikatakannya saat menghadiri kegiatan berbagi dengan anak-anak yatim dan bedah buku karya intelektual NU Ahmad Baso, di Aula Masjid Baiturrahman, Kompleks Parlemen, Rabu (13/4).
Cucun mengatakan, Fraksi PKB DPR RI menggelar beragam kegiatan dalam menyemarakkan Bulan Suci Ramadhan untuk memastikan pesan Ramadhan sebagai bulan untuk meningkatkan kapasitas iman dan intelektual umat Islam.
Menurut dia, bulan Ramadhan juga menjadi momentum tepat bagi umat Islam untuk melakukan koreksi diri karena dengan menurunnya berbagai aktivitas fisik maka tercipta banyak momentum bagi tiap individu untuk melakukan refleksi sejauh mana kemanfaatan diri bagi sesama.
"Melalui momentum Ramadhan ini sebenarnya banyak memberikan ruang bagi kita untuk terus meningkatkan kapasitas intelektual kita dengan banyak membaca dan berbagi ilmu dengan sesama," ujarnya.
Dia menjelaskan, dalam konteks meningkatkan kapasitas intelektual, Fraksi PKB mengadakan kegiatan bedah buku bertajuk "Historiografi Khittah dan Politik NU" karya Ahmad Baso.
Cucun mengatakan, PKB sebagai partai politik yang dilahirkan untuk memperjuangkan kepentingan Jam’iyah maupun Jamaah NU, maka sudah seharusnya setiap kader PKB memahami bagaimana sejarah Khittah NU.
"Dengan memahami Khittah NU secara utuh maka kader PKB bisa mengetahui bagaimana memposisikan diri secara tepat dalam memperjuangkan kepentingan politik nahdliyin,” katanya.
Baca juga: F-PKB minta pemerintah waspadai efek naiknya harga minyak dunia
Dia mengakui bahwa selama ini banyak yang salah dalam mempersepsikan Khittah NU karena sering diartikan sebagai garis demarkasi ketat agar NU tidak boleh ikut-ikutan dalam politik kekuasaan.
Padahal menurut dia, justru dengan khittah NU, seharusnya warga NU mampu merumuskan kepentingan politik dan bagaimana cara meraihnya.
Karena itu dia menilai buku karya Ahmad Baso sebagai intelektual NU, cukup representatif dan obyektif dalam mengupas bagaimana sejarah Khittah dari sisi pemikiran maupun gerakan yang ditunjang dengan bukti-bukti otentik.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2022