"Apabila masyarakat khususnya generasi muda bisa memahami nilai-nilai konstitusi maka nilai-nilai itu akan menjadi rambu-rambu untuk mencegah perilaku atau tindakan korupsi" kata Ma'ruf Cahyono saat Talk Show Ukir Jejak Integritasmu, Wujudkan Budaya Konstitusi dan Antikorupsi di Grha Sabha Pramana, Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Rabu.
Kegiatan ini merupakan rangkaian Festival Konstitusi dan Anti Korupsi Tahun 2019.
Tampil juga dalam diskusi ini Ketua KPK Agus Rahardjo, Wakil Ketua MK Prof Dr Aswanto dan Rektor UGM Prof Panut Mulyono.
Baca juga: Festival Konstitusi, MPR gelar diskusi Evaluasi Pelaksanaan UUD
Baca juga: MPR RI buka Pekan Konstitusi Tahun 2019
Dalam diskusi yang diikuti ribuan mahasiswa UGM, Ma'ruf Cahyono mengungkapkan konstitusi memiliki kaitan erat dengan antikorupsi. Apabila masyarakat khususnya generasi muda bisa memahami nilai-nilai konstitusi maka nilai-nilai itu akan menjadi rambu-rambu untuk mencegah perilaku atau tindakan korupsi.
Ma'ruf menjelaskan keberadaan konstitusi (UUD NRI Tahun 1945) sangat penting. Konstitusi tidak hanya menjadi landasan yang mengatur penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara tetapi juga mengandung ideologi dan jatidiri bangsa.
"Dalam konstitusi ada ideologi dasar negara Pancasila yang menjadi jatidiri bangsa," katanya.
Karena itulah generasi muda dan para mahasiswa harus memahami konstitusi dan Pancasila.
"Generasi muda harus paham dan tahu konstitusi serta mempunyai kesadaran berkonstitusi," ujarnya seraya menambahkan generasi muda adalah orang-orang yang memiliki optimisme harus paham konstitusi dan terdepan dalam memahami konstitusi.
Baca juga: Sekjen MPR harapkan Korpri tingkatkan profesionalitas ASN
Baca juga: Sekjen MPR sebut desain ketatanegaraan harus sesuai dengan ideologi Pancasila
Menurut Ma'ruf, MPR dengan visi sebagai Rumah Kebangsaan dan pengawal ideologi Pancasila dan kedaulatan rakyat senantiasa terus melakukan internalisasi nilai-nilai Pancasila dan konstitusi melalui Sosialisasi Empat Pilar MPR.
"Bukan hanya internalisasi nilai-nilainya tapi juga normanya. Saya kira ada kaitan antara konstitusi dan pemberantasan korupsi. Sebab, dengan memahami konstitusi dan peraturan perundang-undangan secara baik maka dengan sendirinya perilaku koruptif tidak akan mungkin terjadi," tegasnya.
MPR melakukan berbagai cara dan metode sosialisasi Empat Pilar MPR untuk memberi pemahaman ideologi negara dan konstitusi agar generasi muda memiliki orientasi menuju bangsa yang religius, humanis, nasionalis, demokratis dan adil.
"Kita terus memberi pemahaman konstitusi khususnya kepada generasi milenial agar memiliki pegangan dalam penyelenggaraan kehidupan sehari-hari. Kita menyasar generasi muda dengan berbagai cara," kata Ma'ruf.
Baca juga: Sekjen MPR buka Pekan Konstitusi 2018
Baca juga: Sekjen keluhkan TAP MPR kerap dilupakan sebagai instrumen hukum Indonesia
Baca juga: Sekjen MPR raih gelar doktor dari Universitas Jayabaya
Dia menyebutkan beberapa cara itu antara lain menggelar lomba Debat Konstitusi, Academic Constitutional Drafting dan Lomba Karya Ilmiah Sistem Ketatanegaraan.
Dengan cara internalisasi nilai-nilai dan pemahaman konstitusi merupakan upaya ke depan untuk mencegah perbuatan korupsi.
"Ini bisa menjadi satu instrumen untuk meminimalisir bahkan menghilangkan sama sekali pikiran-pikiran di kalangan generasi muda untuk melakukan perilaku koruptif," katanya.
Dalam diskusi itu, Ma'ruf sempat membacakan sebuah puisi yang mengingatkan pada nilai-nilai luhur bangsa.
"Ketaatan menjadi sebuah kesadaran. Kejujuran menjadi harga diri dan kehormatan. Itulah Indonesia yang sesungguhnya," begitu penggalan puisi yang dibacakan terkait dengan antikorupsi.
Kepada para mahasiswa, Ma'ruf berpesan untuk ikut bertanggung jawab merawat jati diri bangsa dan untuk meningkatkan kompetensi agar bisa memiliki daya saing dan mampu beradaptasi dengan perkembangan dan tuntutan global.
Pewarta: Jaka Sugiyanta
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019