Mekkah (ANTARA News) - Makkiyah Marwah, bayi yang dilahirkan di pemondokan haji Indonesia di Mekkah sepekan lalu, masih menunggu kepastian untuk dipulangkan bersama orangtuanya ke Tanah Air.

Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Makkah dokter Subagyo Sunarto di Makkah, Sabtu, mengatakan, bayi perempuan itu masih menunggu keluarnya surat keterangan medis untuk terbang (medical information form for flight) dari pemerintah Arab Saudi.

Padahal, katanya, pihak Daerah Kerja (Daker) Mekkah sudah menyiapkan seat (kursi di pesawat) pada penerbangan tanggal 4 November dini hari.

Menurut Subagyo, karena putri pasangan Ika Binti Abdurrozak (43) dengan Jaman bin Mismin (50) itu tidak dilahirkan di rumah sakit Arab Saudi, pihak Saudi meminta akte kelahiran, paspor kedua orang tuanya dan surat nikah yang semuanya harus asli sebagai syarat kelengkapan membuat surat keterangan tersebut.

"Kami nggak bisa banyak memberi intervensi karena ini sudah di luar Daker dan BPHI (Balai Pengobatan Haji Indonesia)," kata Subagyo yang ditemui di BPHI Mekkah itu.

Akte kelahiran, katanya, sudah dibuatkan oleh Konsul Jenderal RI. "Tetapi yang kami terima fotokopian, sedangkan mereka minta dokumen asli," tambahnya.

Sementara itu, mengenai kondisi kesehatan bayi tersebut, Subagyo mengatakan kondisinya cukup bagus.

"Perkembangan baik, wajar, tidak sakit dan cukup aktif," katanya mengenai bayi yang masih dirawat bersama ibunya di BPHI Mekkah itu.

Saat ini, katanya, Makkiyah hanya mengkonsumsi ASI. "ASI-nya cukup banyak, sehingga ia hanya mengkonsumsi ASI saja tidak ada susu tambahan pengganti ASI. Kesehatan ibunya pun cukup memadai," tambahnya.

Sementara Ika yang ditemui di ruang perawatan berharap dapat segera pulang menemui ketiga anaknya yang lain.

"Kopernya sudah sampai orangnya belum," kata Ika yang kloternya pulang ke Tanah Air pekan lalu.

Ibu empat anak (yang tertua berusia 28 tahun) itu berharap dapat pulang dengan selamat, karena ia hanya berniat ibadah ke Tanah Suci, bukannya ingin melahirkan di Arab Saudi.

"Saya hanya niat ibadah bukan ingin melahirkan di Arab. Sekarang ibadah haji susah, ada yang nunggu lima tahun, 10 tahun, ini mumpung ada kesempatan, bisa gak bisa harus bisa (berangkat)," katanya mengenai alasannya nekad berangkat haji meskipun tahu dalam kondisi hamil.(*)

Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013