Makkah (ANTARA News) - Pemberangkatan jemaah haji Indonesia dari Makkah menuju Jeddah untuk dipulangkan ke Tanah Air akan diperlambat untuk mengurangi kepadatan di bandara.

"Prinsipnya bagaimana mengurangi kepadatan jamaah di bandara. Bagaimana kita bisa menahan jamaah agar tidak berangkat terlalu cepat. Kalau bisa sembilan atau delapan jam sebelum take off," kata Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat di Makkah, Selasa.

Berdasarkan kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Haji Arab Saudi, jamaah haji Indonesia harus sudah diberangkatkan ke Jeddah minimal 12 jam sebelum take off. Ketentuan tersebut tidak bisa dilanggar.

Menurut Arsyad Hidayat, kebijakan tersebut diambil karena pada tiga hari pertama dikhawatirkan akan terjadi kemacetan di jalan atau keterlambatan di check point sehingga pemberangkatan jamaah dari Makkah ke Jeddah diberi rentang waktu yang cukup panjang.

Namun kenyataannya, pada dua hari pertama pemulangan jemaah Indonesia, perjalanan jemaah dari Makkah ke Jeddah berjalan lancar sehingga membuat mereka terlalu lama menunggu di bandara.

"Di luar dugaan, proses pemberangkatan jamaah dari Makkah ke Jeddah berjalan cepat, sehingga waktu 12 jam menjadi terlalu lama. Masa menunggu jamaah di bandara pun menjadi terlalu panjang," jelas Arsyad.

Sehubungan itu, Arsyad menjelaskan bahwa Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji sudah melayangkan surat resmi kepada Kementerian Haji Arab Saudi agar pemberangkatan jamaah bukan 12 jam, tapi minimal 10 jam dengan perhitungan 2 jam persiapan, 2 jam pemberangkatan, dan 6 jam menunggu di bandara.

"Surat dikirim kemarin malam. Mudah-mudahan saya kira ketika melihat kondisi di bandara, mereka juga harus tahu," katanya.

Arsyad juga mengatakan telah berkomunikasi dengan muasassah dan pihak maktab agar tidak meminta jamaah untuk segera berangkat, sementara jemaaah diminta untuk tidak terburu-buru berangkat saat bus pengantar sudah datang.
(F005)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013