Mekkah (ANTARA News) - Mabit atau bermalam di Mina butuh kesehatan yang prima dan untuk ini jemaah perlu mengetahui kiat sehat selama melaksanakan ritual pada puncak haji tersebut.

Bagaimana agar tetap sehat selama bermalam di Mina dan melempar jamarat, mengingat jamaah calon haji tinggal di tenda dan sering berada di alam terbuka.

Kepala Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Mina dr Subagyo mengingatkan jamaah agar tetap menjaga kesehatan. Caranya dengan makan, minum dan istirahat yang cukup. Selain itu untuk mengantisipasi cuaca yang tidak bersahabat, jamaah sebaiknya memakai masker yang lembab.

"Biasanya jamaah kan sudah membawa masker kain dari tanah air. Pakailah masker tersebut, disemprot air biar lembab. Kelembaban perlu dijaga agar tenggorokan tidak lemah," kata Subagyo di Rusyaifah, Makkah, Kamis.

Bila tak ada masker kain, jamaah dapat menggunakan saputangan yang dibasahi dan lantas dirangkap kertas di bagian luar. "Kalau mau masker kertas bisa minta ke BPHI," kata Subagyo.

Menurut Subagyo, penyakit yang kemungkinan akan banyak menyerang jamaah di Mina adalah saluran pernafasan (Ispa). Selain itu yang akan dipantau secara serius adalah jamaah pasien risiko tinggi (risti). "Biasanya selain risti, ada komplikasi," kata Subagyo.

Saat ini kesiapan BPHI Mina sudah mencapai 90 persen. Jumat (12/11/2010) besok, akan dilakukan gladi bersih dan diharapkan malamnya kesiapan sudah 100 persen. "Jangan khawatir obat-obatan lebih dari cukup," kata Subagyo yang sebelumnya menjadi Kepala BPHI Madinah.

Dalam operasionalnya, BPHI Mina akan memakai sistem yang sebelumnya dipakai BPHI Madinah. Ada 97 petugas kesehatan yang akan terjun menangani jamaah. Petugas akan dibagi dalam dua sistem, yakni sistem statis dan sistem mobil. Sistem statis yakni berdiam di kantor BPHI merawat pasien yang datang, sementara sistem mobil yakni petugas melakukan jemput bola dengan patroli untuk menemukan jamaah yang sakit.

BPHI juga akan menerjunkan ahli gizi untuk memantau makanan jamaah di Mina.

Jamaah akan berada di perkemahan Mina sejak 10-13 Dzulhijah. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010