Jeddah (ANTARA News) - Meninggalnya sebelas jemaah haji Indonesia sejak Rabu lalu,  menambah jumlah keseluruhan jemaah haji yang wafat selama menunaikan Rukun Islam ke lima di Tanah Suci menjadi 172 orang .

Nama-nama jemaah haji Indonesia yang meninggal, menurut Sistem Komunkasi haji Terpadu (Siskohat), Jumat, adalah Masudi Sumodirjo (71) asal Kudus, Choirudin Karta (60) asal Kulon Progo, Ny. Tamariyah Karnoto (65) asal Sidoarjo, M Amat Dini (69 ) asal Magelang.

Sugijana Parmodisastro (64) asal Grobogan dan Atmini Basori (64) asal Purbalingga, Samsul Bahri (75) asal Padang, Djumingan (61) asal Jember, Muhammad Sulki (68) asal Balungkulon, Suwoto Makruf (72) asal Semarang dan Abdul Karim (72) asal Kendari.

Masudi, Choirudin, Muhcozin, Ny Atmini, meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan fungsi jantung, sementara Samsul Bahri, Jumingan, M Sulki, Abdul Karim dan Sugijana akibat penyakit yang berhubungan dengan fungsi alat pernafasan, Suwoto akibat sakit asma dan Ny. Tamariyah akibat pendarahan kandungan.

Sementara itu, pada hari ketiga pemulangan jemaah haji dari terminal haji Bandara King Abdul Aziz Jeddah, Jumat, diberangkatkan l5 kloter yang mengangkut 6.345 jemaah haji ke tujuh bandara debarkasi di Indonesia, masing-masing tiga penerbangan ke Solo (l.l40).

Kemudian lima kloter ke Jakarta (2.260) tiga ke Surabaya (1.355) dan masing-masing satu kloter ke Ujungpandang (360), Balikpapan (325), Batam (450) dan Medan (455)

Seperti yang telah diperkirakan semula, pemberangkatan kloter jemaah haji pada hari ketiga juga diwarnai keterlambatan (delay) akibat padatnya frekuensi penerbangan dari Bandara KAA pada masa awal-awal pemulangan jemaah haji.

Jemaah haji di negara-negara sekitar Arab Saudi seperti Turki, Mesir, Iran atau negara-negara di jasirah Arab lainnya mulai pulang seusai menunaikan ibadah Rukun Islam Kelima di Tanah Suci.

Frekuensi penerbangan normal setiap hari yang berjumlah 60-an pesawat, pekan-pekan ini melonjak menjadi 140-an pesawat sehingga menimbulkan penumpukan (kongesti) di pintu-pintu gerbang (gate) menuju pemeriksaan tiket dan barang-barang penumpang (check-in counter).

Masih beruntung bagi jemaah Indonesia, karena otoritas bandara setempat memberlakukan sistem "city check-in" atau barang-barang bagasi mereka bisa dimasukkan terlebih dulu ke bagian kargo pesawat, sementara para penumpang (jemaah) masih berada di hotel-hotel transito di kota Jeddah.

Walapun barang-barang bagasi penumpang sudah dicek terlebih dulu di pool pemeriksaan Madinatul Hujaj, Jeddah, masih ada saja jemaah yang mencoba membawa barang-barang tentengan (hand-carry) berlebihan sehingga ditahan dan harus ditinggalkan.

Berbagai barang bawaan khususnya cendera mata berupa air zam-zam, kurma, sajadah atau barang-barang suvenir yang akan dibawa sebagai buah tangan bagi sanak keluarga di tanah air terpaksa direlakan untuk ditinggal.

"Ya saya pasrah, lillahitaalla saja, kalau memang tidak bisa dibawa," tutur seorang ibu yang saat ditanya.

Ia sebelumnya sudah diingatkan oleh petugas haji dan pimpinan rombongannya untuk tidak membawa barang berlebihan, namun dia masih mencoba-coba melakukannya. (*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009